di taman

~ Kamis, 18 Februari 2010
berapa lama kita tak bicara tentang hidup?
yang merindu redup demi redup.
(aku melihat daun yang menggugurkan dirinya. nanti ia akan jadi senyawa berguna bagi inang yang ia tinggal. sungguh, demi cinta ia rela tanggal)

sudah berapa dingin yang engkau cecap?
berapa gerah yang engkau resap?
(bungabunga di tamanmu mulai ngembang. mengungu, memerah,
biru..)

duhai kau yang mencumbu sepi,
nanti bakal ada senyap yang lebih duri.
(rumput liar yang hijau itu seakan enggan melepas napas. meski tubuhnya kau injak, kau tekan hingga lesak)

Desember 2009

1 komentar:

Anonim mengatakan...

dan di taman, hidup tak lagi sekadar dikisahkan. dan di taman, dingin tak lagi sekadar dirasa.
dan di taman, gerah tak lagi sekadar diresap.
dan di taman, sepi tak lagi sekadar dicumbu.

karena di taman, semua jejak-jejak itu semua sirna. saatnya melepas segalanya, meski hanya sejenak.

Posting Komentar

Silahkan komentar sesukamu mumpung gratis.. :)